Monday, May 03, 2004

kakiku....
kakimu....
melangkah mengendang tanah mulia ini
melangkah menempuh tanah bechak bukan kerna hari hujan
melangkah tegak kakiku sehari hari dibumi ini
melangkah megah bukan kerna aku bongkak
melangkah dibumi ini yang makin condong melihat maut bangsa

bumi ini...
milik aku ..
milik kamu ...
milik dia ...
milik kita...

hari ini ku bangun berjalan di tanah ini
yang mata sepet tiada lagi memakai cop stick untuk makan mee
yang sawo matang tidak lagi kekok duduk semeja dengan yang hitam hanya nampak butir mata dan giginya itu ...
mereka bicara ....
pada satu kata yang sama...
mereka tertawa...
pada satu bahasa...
aku bangga...

esok..
belum tiba lagi ...
aku gusar... kerna bau hari ini kurang enak..
aku gusar ... kerna anakku ini sudah bertindik telinganya
aku gusar .... kerna hidung sudah ada besi
aku gusar... lelaki itu sudah lanjut umurnya masih kepit kepitan dengan simuda hingusan
aku gusar...............
...gusar wangi sudah hilang harumnya....
Cocok..
Cocok perkara enak
Cocok perkara canak
Cocok lakunya berbeda
Cocok insannya tiada rupa
Cocok celaka

Ku cocok ini
Ku cocok kini
Ku cocok sini
Ku cocok sunyi
Ku cocok tiada peri

Permainan cocok indah sekali
Dihulu dihilir enaknya tiada peri
Dihulu jantannya
Dihilir betinanya
Dimuara…. syaitannya

Hari ini kau cocok
Esok kau mahu cocok lagi
Lusa mau lagi kamu ya…

Jangan main mainan cocok
Ingat hinanya
Ingat hikmah celaka

Yang tua mencocok
Yang muda mencocok juga kau ya
Kau kira mencocok itu bisa bisa
Kau kira mencocok hinanya biasa

Jangan…
Cocok itu celaka namanya
Cocok itu tiada kekalnya
Yang pasti …
Ahhh…tiada yang pasti …
Kau tau ia pasti ?
Dia tau ia pasti ?
Tidak bukan …
Jika putus berkecai
Jika subur kau makin hina
Jika jadi kau pasti bunuh nyawanya
hina bukan …
Udah kau jadi pencocok kau jadi pembunuhnya
Akal tak henti berkata nafsu tak padam menyala
Ingat duniamu ingat sejadah dibentang pada kiblatmu…

DOSA ANAK INI

Dosa anak ini
Menangis tiada henti
Mana ibunya
Ibunya telah tinggal kan dia
Mana ayahnya
Ayahnya sudah tiada lagi disisi…bukan mati

Dosa anak ini
Menangis tiada air mata
Hidup sendirian di kota
Hari-hari ditongkahnya arus yang makin celaka
Direndam nafsu dibakar sekam puaka
Makin hari kian tiada
Makin hari nyah ia dari buminya

Dosa anak ini
Tiada terbilang lagi
Dicanak getir meredam nafsu gempita
Tiada dikenang pesan ayahnya
Tiada dikenang rintih ibunya
Anak ini menyelam arus tiada mengira cerca cela
Anak ini hilang …..

Malam itu
Anak ini menangis
Meratap hiba cacat hina tingkahnya
Menangis menghentak pada bumi sesalnya
Dipalu dicanang pintu lakunya
Ditambak corong corongan dosanya

Namun….
Tanahnya sudah bernanah berlendir
Tanahnya sudah merah membakar
Tanahnya sudah terpancar silau neraka
Tanahnya sudah hanyir
Tanahnya sudah cair

Malam ini…
Anak ini tiada terhitung dosanya
Dia bertarung menghitung bara neraka
Tiada terpadam kalimah hidupnya
Tiada terpendam nama agungnya
Tiada terkenang ukir jasanya

Anak ini pergi tiada kembali
Anak ini pergi tiada dibawa pahat namanya
Tiada makna semua sudah hampa
Yang ada bait-bait kata mengata hidupnya dia
Hanya cerca cela mengagung mulia dia
Lihat kini …anak ini masih disini …